Memahami dan membentengi Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) di era globalisasi seperti sekarang ini, tidak hanya perlu. Melainkan, juga sangat penting untuk mempertahankan demi akidah umat Islam ke depan.
Hal itu disampaikan Habib Muhammad Baharun, Rektor Universitas Nasional (Unas) Bandung dalam seminar nasional bertema penyegaran faham Aswaja di era globalisasi, yang digelar Alumni Abuya Bojonegoro, Tuban, Lamongan di Masjid Baabus Sofa kemarin (18/7).

“Pendidikan Aswaja harus dimulai sejak dini di madrasah-madrasah di Indonesia. Karena, diharapkan umat ini mengenal akidah secara benar. Sehingga umat Islam, punya daya tolak terhadap ancaman dan tantangan dari luar yang semakin tinggi intensitasnya,” kata guru besar sosiologi agama Unas ini dalam pemaparannya di depan peserta seminar.
Pria berkaca mata ini menuturkan, perlunya peningkatan pendidikan Aswaja harus dilakukan, mengingat semakin banyak faham agama yang bermunculan. Namun, dari kemunculan tersebut masih banyak masyarakat yang tidak tahu mana yang memecah belah umat atau membangun ukhuwah (persaudaraan). “Ada empat hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi berbagai ancaman dan tantangan eksternal terhadap Aswaja,” paparnya.
Yakni, mengefektifkan pendidikan Aswaja yang memadai kepada generasi muda agar mempunyai daya tolak terhadap berbagai sempalan yang kadang sulit dideteksi. Selain itu, mempererat ukhuwah organisasi masyarakat terbesar di Indonesia. Kemudian, menerbitkan buku yang menyegarkan pemikiran Aswaja, sehingga dapat menjadi pegangan bagi generasi muda penerus Aswaja ke depan. (tis/fiq)
http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=170601